Pertanyaan
buatkan ringkasan isi buku habis gelap terbitlah terang ra.kartini
Ditanyakan oleh: USER6454
66 Dilihat
66 Jawaban
Jawaban (66)
Raden Ajeng Kartini dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879, jadi bertepatan 131
tahun lalu. Beliau adalah putri dari Bupati Jepara waktu itu bernama
Raden Mas Adipati Sastrodiningrat dan cucu dari Bupati Demak,
Tjondronegoro.
Saat Raden Ajeng Kartini
menginjak dewasa, beliau menilai kaum wanita penuh dengan kehampaan,
kegelapan, ketiadaan dalam perjuangan yang tidak lebih sebagai perabot
kaum laki-laki yang bekerja secara alamiah hanya mengurus dan mengatur
rumah-tangga saja.
RA Kartini tidak bisa menerima keadaan itu, walaupun dirinya berasal
dari kaum bangsawan, namun tidak mau ada perbedaan tingkatan derajat,
Kartini sering turun berbaur dengan masyarakat bawah yang bercita-cita
merombak perbedaan status sosial pada waktu itu, dengan semboyan, “Kita
Harus Membuat Sejarah, Kita Mesti Menentukan Masa Depan Kita yang Sesuai
Keperluan Kita Sebagai Kaum Wanita dan Harus Mendapat Pendidikan Yang
Cukup Seperti Halnya Kaum Laki-Laki.”
RA Kartini mengecap pendidikan tinggi setara dengan pemerintah
kolonial Belanda dan terus memberi semangat kaum perempuan untuk tampil
sama dengan kaum laki-laki. Pernikahan dengan Bupati Rembang, Raden
Adipati Joyoningrat, lebih meningkatkan perjuangannya melalui sarana
pendidikan dan lain-lain.
RA Kartini wafat pada usia 25 tahun, beliau pergi meninggalkan Bangsa
Indonesia dalam usia sangat muda yang masih penuh cita-cita perjuangan
dan daya kreasi yang melimpah.
Perjuangan RA Kartini berhasil menempatkan kaum wanita ditempat yang
layak dan mengangkat derajat kaum wanita dari tempat gelap ke tempat
terang benderang sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal
berjudul, “Habis Gelap Terbitlah Terang.”
yang saya tau cmn segitu
maaf y kl slh,,,smg membanru^_^
yang saya tau cmn segitu
maaf y kl slh,,,smg membanru^_^
Raden Ajeng Kartini dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879, jadi bertepatan 131 tahun lalu. Beliau adalah putri dari Bupati Jepara waktu itu bernama Raden Mas Adipati Sastrodiningrat dan cucu dari Bupati Demak, Tjondronegoro. Saat Raden Ajeng Kartini menginjak dewasa, beliau menilai kaum wanita penuh dengan kehampaan, kegelapan, ketiadaan dalam perjuangan yang tidak lebih sebagai perabot kaum laki-laki yang bekerja secara alamiah hanya mengurus dan mengatur rumah-tangga saja. RA Kartini tidak bisa menerima keadaan itu, walaupun dirinya berasal dari kaum bangsawan, namun tidak mau ada perbedaan tingkatan derajat, Kartini sering turun berbaur dengan masyarakat bawah yang bercita-cita merombak perbedaan status sosial pada waktu itu, dengan semboyan, “Kita Harus Membuat Sejarah, Kita Mesti Menentukan Masa Depan Kita yang Sesuai Keperluan Kita Sebagai Kaum Wanita dan Harus Mendapat Pendidikan Yang Cukup Seperti Halnya Kaum Laki-Laki.” RA Kartini mengecap pendidikan tinggi setara dengan pemerintah kolonial Belanda dan terus memberi semangat kaum perempuan untuk tampil sama dengan kaum laki-laki. Pernikahan dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Joyoningrat, lebih meningkatkan perjuangannya melalui sarana pendidikan dan lain-lain. RA Kartini wafat pada usia 25 tahun, beliau pergi meninggalkan Bangsa Indonesia dalam usia sangat muda yang masih penuh cita-cita perjuangan dan daya kreasi yang melimpah. Perjuangan RA Kartini berhasil menempatkan kaum wanita ditempat yang layak dan mengangkat derajat kaum wanita dari tempat gelap ke tempat terang benderang sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal berjudul, “Habis Gelap Terbitlah Terang.”
smg membantu
smg membantu